Home » , » Sang Garuda Memasuki Sektor Pembiayaan

Sang Garuda Memasuki Sektor Pembiayaan

Seiringnya berjalannya waktu dari tahun ke tahun mulai dari jaman kerajaan hingga memasuki era modernisasi seperti saat ini, negara Indonesia tengah mengalami berbagai liku-liku dalam berbagai aspek. Dari tahun ke tahun sepengamatan penulis, Indonesia telah mengalami perjalanan panjang dari beberapa sektor pasca kemerdekaan dideklarasikan. Mulai dari sektor pembangunan, pertanian, perindustrian dan saat ini yang dialami adalah gencarnya perusahaan sektor pembiayaan. Jika kita amati saat ini banyak sekali pelaku bisnis membidik hal tersebut, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pelayanan jasa pembiayaan yang berdiri disekeliling kita.

Perusahaan pembiayaan memberikan layanan kepada konsumennya untuk memberikan kemudahan dalam mencapai sesuatu hal yang diinginkan terkait bidang finansial. Lebih mudahnya kita sebut adalah layanan kredit untuk membeli sesuatu barang ataupun pinjaman dana untuk sebuah pengembangan usaha. Semakin meningkatnya kebutuhan serta keinginan masyarakat untuk segera mencapai hal yang diharapkannya maka solusi layanan pembiayaan menjadikan pilihan jika finansial saat ini tidak mencukupi untuk mewujudkan keinginannya.

Salah satu contoh kasus, seorang pedagang ingin mengembangkan usahanya namun modal kurang mencukupi maka layanan pinjaman dana tunai dari perusahaan pembiayaan merupakan pilihan yang akan diambil. Dengan pinjaman dana tunai dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan untuk pengembangan usahanya maka akan mempercepat keinginannya untuk segera terwujud. Hal tersebut akan menjadi ringan karena pengembalian dilakukan dengan mengangsur perbulan dalam kurun waktu yang telah ditentukan dan disepakati sesuai perjanjian meskipun harus ditambah juga membayarkan bunga pinjaman tersebut.

Seiring dengan semakin maraknya keinginan masyarakat akan hal tersebut, semakin berkembang pula perusahaan pembiayaan di negeri kita tercinta. Selain memberikan kemudahan dalam hal pinjaman dana, tentunya perusahaan pembiayaan juga mencari keuntungan terkait jasa yang diberikan dengan suku bunga yang telah ditetapkan. Saat ini yang sedang meledak ditengah kita adalah perusahaan pembiayaan kendaraan, alat elektronik, rumah serta pinjaman dana tunai. Semakin ketatnya persaingan serta tujuan profit perusahaan pembiayaan maka perusahaan dituntut untuk menentukan target penjualannya.

Mari kita bayangkan dengan banyaknya perusahaan pembiayaan yang berdiri serta dengan tingkat target yang ditentukan maka dampak apa yang akan dialami. Berawal dari dampak positifnya salah satu contoh yaitu mempermudah seorang pelaku bisnis terkait dalam mengembangkan bisnisnya. Misal pedagang tahu keliling yang awalnya menjual tahu dengan bersepeda, namun setelah memiliki motor penjualannya meningkat karena jangkauan penjualannya bertambah luas. Satu contoh lagi yaitu seseorang hanya memiliki 40 persen uang untuk harga satu rumah maka dengan layanan kredit dia sudah bisa memiliki rumah sendiri meskipun kedepannya harus membayar angsuran yang relatif terasa ringan dibandingkan saat ini dia tidak memiliki rumah dan harus mengumpulkan uang terlebih dahulu dalam waktu kedepan untuk mendapatkan rumah sendiri.

Selain dampak positif pasti muncul juga dampak negatif dari hal tersebut, salah satu contoh saat ini yaitu semakin banyaknya penjualan motor sehingga mengakibatkan jalanan menjadi semakin macet. Target perusahaan yang semakin tinggi maka semakin meningkat pula peredaran kendaraan bermotor di Indonesia. Selain itu semakin meningkat pula tindak kriminalitas dengan mencari sisi lengah ketentuan kredit dari pelayanan pembiayaan. Satu contoh kasus yaitu melakukan pengajuan kredit dengan memanipulasi data identitas diri serta data lainnya yang dibutuhkan saat pengajuan kredit. Kejadian seperti ini tidak hanya dilakukan oleh konsumen melainkan ada pula yang dilakukan oleh karyawan perusahaan itu sendiri demi mendapatkan keuntungan tanpa memandang kerugian pihak lain. Mari kita bayangkan jika perusahaan pembiayaan semakin meningkatkan target penjualan jasanya ataupun tidak tepat sasaran dalam memberikan layanan kredit kepada seseorang, lalu apa yang terjadi? (silahkan pembaca gambarkan sendiri).

0 comments:

Post a Comment

Featured